Minggu, 28 Desember 2014

4 saran yg membantu kita jadi dewasa (penulisan 5)


1. Kehidupan orang dewasa selalu penuh tantangan. Namun, kamu tak harus melaluinya sendirian. Pikirkanlah matang-matang: dengan siapa kamu bisa berbagi?

Berbagilah
Berbagilah via www.flickr.com
Menjadi dewasa adalah soal memecahkan misteri: dengan siapa kamu harus berbagi beban dan suka cita dalam hidupmu? Jika dulu kamu akan berteman dan menjalin hubungan dengan siapa saja, mulailah untuk lebih hati-hati. Hanya sedikit orang di dunia ini yang akan bisa kamu andalkan sebagai teman. Tak semua cowok atau cewek bisa memenuhi kriteria pasangan yang kamu perlukan.
Berbagi disini juga bisa diartikan dengan cara lain. Dengan menjadi dewasa, kamu akan punya pekerjaan mapan dan materi yang mungkin berlebih. Kalau kamu lebih beruntung dari orang lain, berbagilah dengan mereka. Dengan ini kamu pun bisa lebih bahagia. Dan kamu yang bahagia akan membuat orang lain di sekitarmu merasakan hal yang sama pula.
Kalau kamu punya sesuatu yang bisa berguna untuk sesama, saatnya kamu membagikan apa yang kamu punya. Ingat: orang lain mungkin akan lupa namamu atau tanggal ulang tahunmu. Mereka mungkin akan lupa asal kotamu atau bahkan prestasi-prestasi besar yang pernah kamu ukir. Tapi, mereka tak akan pernah lupa bagaimana kamu memperlakukan mereka.



2. Sekaranglah kesempatanmu untuk benar-benar menuntut ilmu. Ketika “resmi” jadi dewasa, kamu akan disandera oleh kewajiban-kewajiban hidup yang lainnya.

Belajar ya
Belajar yang rajin, ya via www.flickr.com
Ketika masih lebih muda dan berusia di awal 20-an, hidupmu akan berjalan lebih tanpa beban. Tak percaya? Jika sudah punya suami, istri, anak, beban pekerjaan, dan berbagai hutang untuk dicicil nanti, kamu akan merasakannya.
Karena itu, fokuskanlah waktumu untuk belajar. Jika kamu masih di bangku SMA, habiskan energi untuk mencari bidang akademik apa yang ingin kamu pelajari ketika kuliah. Jika kamu sudah kuliah, seberapapun kamu bosan pada kelasmu, seberapapun mahalnya buku-buku diktatmu, kamu harus selalu ingat: inilah saat terbaik dalam hidupmu untuk belajar.
Hargailah kesempatanmu untuk mendapatkan hal-hal baru dan akan membuka pikiranmu. Bukan penampilan, melainkan otak, yang membedakan manusia satu dan yang lainnya.


3. Di dunia nyata, jika hasil pekerjaanmu buruk kamu akan dicaci. Jika kerjamu berhasil? Belum tentu kamu dipuji.

Jika kerjamu buruk, kamu dicaci. Jika kerjamu baik, belum tentu kamu dipuji.
Jika kerjamu buruk, kamu dicaci. Jika kerjamu baik, belum tentu kamu dipuji. via www.huffingtonpost.com
Saat lulus dari kuliah dan masuk ke dunia kerja, kamu akan menemukan bahwa kemampuanmu tidak unik — bahwa banyak juga orang-orang yang sama bagusnya denganmu. Kamu pun akan banyak dituntut melakukan kompromi. Jika diterima bekerja di perusahaan besar, kamu harus menghormati struktur — struktur yang menempatkanmu di bagian paling bawah. Jika kamu bekerja di perusahaan startup atau membuat bisnis, setiap hari adalah tantangan untuk membuat inovasi.
Yang unik dari dunia kerja adalah kamu akan cepat “mati” jika kamu hanya bekerja untuk pujian. Di dunia ini, jika kerjamu jelek siap-siaplah menerima caci. Jangan kaget jika bosmu berteriak memarahimu di depan wajahmu, dan di depan rekan-rekanmu yang lainnya di kantor. Namun jika kerjamu bagus? Belum tentu kamu akan menerima pujian — bahkan jika sebenarnya kamu pantas mendapatkannya. Pada akhirnya yang membuatmu bertahan pada suatu pekerjaan adalah cinta. Kamu tak akan tinggal karena kamu “bagus” atau “kapabel”; kamu akan tinggal sesederhana karena kamu masih ingin di sana.


4. Kadang, kamu harus merasakan pekerjaan yang membosankan sebelum menemukan profesi yang benar-benar kamu suka

ekspektasi
ekspektasi via brooksbail.com
Bayangkan: saat SMA, kamu harus duduk di depan papan tulis, mendengarkan guru, dan melakukan hal yang sama dari Senin-Jumat, jam 7 pagi sampe jam 3 sore. Membosankan, bukan? Tapi saat kamu masuk ke dunia kerja, kamu bisa jadi harus menghadapi situasi yang sama — belum lagi kalau harus menghitung lembur alias waktu kerja ekstra. Kamu akan merasakan bosannya pekerjaanmu, sampai keinginanmu untuk mengundurkan diri begitu menggebu-gebu. Kamu akan mempertanyakan apa benar ada di sini hatimu.
Namun di dunia kerja, keputusan yang dibuat terburu-buru akan selalu diekori rasa sesal. Kadang-kadang, kamu harus jungkir balik berkutat dengan pekerjaan yang seperti ini dulu sebelum kamu benar-benar menemukan dimana kamu bisa ‘bersinar’. Jangan pernah berpikir untuk langsung hengkang hanya ketika kamu sedikit tak nyaman.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar